Sabtu, 28 Juli 2012

Dara #CerpenPeterpan


Dara jangan kau bersedih
Ku tahu kau lelah
Tepiskan keruh dunia
Biarkan mereka... Biarkan mereka..

Sebuah puisi kutulis untuk Dara, separuh jiwaku… surgaku. Dara, entah dimana dia sekarang… tak ada seorangpun yang tahu. Sejak dia memutuskan untuk pergi berkeliling dunia mencari cinta sejatinya 2 tahun lalu, dia tidak pernah kembali lagi. Sementara aku yang telah lama memendam cinta padanya hanya bisa diam dan tak menahan kepergiannya. Bodohnya aku.

Seandainya saja kau mau mengerti Dara, mungkin kau bisa menemukan cinta sejatimu di diriku dan pasti keadaan tak akan sesulit ini untukmu, untukku dan untuk kita. Sekarang aku hanya bisa mengutuk diriku sendiri yang tak menahan kepergianmu. Setiap hari tangan lenggangku ini terpaksa memeluk tubuhku sendiri dan beberapa kenangan yang pernah kita buat bersama. Dara, aku merindukanmu.

Dara, setiap hari keadaanku makin parah. Aku tak ubahnya sisa-sisa hujan yang menggenang lalu mengenang di jalanan berlubang, menunggu matahari menguapkanku menjadi awan dan berdoa pada Tuhan, berharap awan ini akan berjalan menuju tempatmu dan menjatuhkanku sebagai hujan yang pelan-pelan menyentuh kulit halusmu.

Tenangkan hati di sana
Tertidur kau lelap
Mimpi yang menenangkan
Biarkan semua

Kadang aku ingin berada di hari kemarin, terjebak berjam-jam tawa dan canda bersamamu sambil menuliskan lagi sebuah kenangan dalam hidup. Cinta yang diam-diam kusembunyikan darimu ini ternyata pelan-pelan membunuhku, maafkan aku Dara. Harusnya tak begini.

Dara, cintaku yang begitu besar membuatku begitu kecil dihadapanmu, bahkan untuk sekedar berkata “aku sayang kamu” sangat sulit, lidahku kelu melihatmu. Aku takut kau akan meninggalkanku ketika aku mengubah semua pertanyaan-pertanyaan hati ini menjadi pernyataan hati. Tapi kini aku menyesal, karena ternyata kau tetap pergi dan pernyataan hatiku tetap jadi pertanyaan. Semoga kau tenang di sana, karena itu pilihanmu.. Dara.

Kurangi beban itu
Tetap lihat kedepan
Tak terasingkan dunia
Dua jiwa perih

Sejujurnya Dara, aku ingin sekali menjadi bagian dari lamunanmu yang sering kau ceritakan itu, yang sering membuatmu tertawa malu-malu. Tapi tidak dara, aku terlalu pengecut untuk menjadi bagian dari pikiranmu meski hanya sedikit saja. Aku hanyalah seorang yang gemar mengurung diri di pikiranku sendiri sambil memeluk kenangan kita. Tragis, seandainya saja memiliki itu semudah mencintai.

Dara, aku harap masih ada kesempatan di sana, di cintamu itu yang akan jadi tempat kita berdua dan hati yang menyatu. Aku selalu mendoakanmu di sini, semoga kau baik-baik saja di sana.

Tuhan, aku tenang jika dia senang… biarlah dia aku kenang.

                                                                                                                                                                                                                    @gerimis_



Tidak ada komentar:

Posting Komentar