Selasa, 29 Mei 2012

Senja di Batas Khatulistiwa #2 - Djatmiko


Halo dik Susiku yang semlohay…

Surat darimu baru saja tiba diantarkan oleh pak pos berkumis tipis dengan senyum sok manis yang suka meringis. Hampir saja aku menangis menunggu suratmu yang tak kunjung tiba itu, manis.

Lega rasanya mengetahui kamu baik-baik saja, rasanya seperti melepas sepatu dan kaus kaki setelah seharian bekerja…sungguh menyenangkan, andai saja kau tahu bagaimana rasanya memakai sepatu prajurit, sungguh berat dan tidak nyaman sama seperti perasaanku saat merindukanmu namun tidak bisa memelukmu…. Tragis tapi romantis, Sadis tapi manis, Meringis tapi teriris.. begitulah.

Dik Susiku yang aduhai, aduh cantiknya.
Surat darimu beberapa kali membuatku tertawa ternyata kamu lucu juga ya, ah rasanya ingin mencubit-cubit gemas pinggangmu yang berbalut seragam perawat itu. Kamu benar-benar gadis pujaanku.

Dik Susi… aku bangga padamu yang dengan ikhlas mau menolong sesama dan mengobati penyakit mereka. Tidak salah aku memperjuangkanmu dan cinta kita.

Oh iya dik, sepertinya bulan depan aku akan dipindah-tugaskan ke Aceh untuk menjaga keamanan di sana, karena pemberontak sudah semakin menjadi-jadi. Jika semua sudah aman, aku berjanji akan segera menemuimu untuk menuntaskan semua kerinduan ini.

Aku, kamu di antara jarak yang memaksa kita memeluk sepi sendiri-sendiri... Hingga mungkin hanya tulisanmu di surat yang jadi penghangatnya.

Atas nama cinta dan bangsa Indonesia, aku merindukanmu.

(Sersan. Djatmiko Hardjotaruno)




balasannya ada di sini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar