Dik Susi
Entah sudah hari apa dan tanggal berapa ini, aku tidak ingat
lagi. Dik Susi aku tidak tahu apakah suratku untukmu sampai atau tidak, yang
pasti aku tidak menerima sepucuk surat pun darimu. Ya aku tahu jika itu semua
karena keadaan tidak memungkinkan. Akan sulit untuk seorang tukang pos datang
dan mengantar surat ke medan perang ini. Tapi tak apa dik, aku akan terus
mengirimkan surat demi mengabarkan keadaanku, aku tidak ingin membuatmu
khawatir.
Oh iya, apakah saat ini kamu sudah kembali ke Jakarta? Ke rumah
orang tuamu? Apakah kamu sudah menceritakan tentang kita? Apakah mereka
menentang kita? Aku harap apapun jawaban mereka, itu adalah hal yang terbaik
untukmu.
“Amare non est
peccatum – Cinta itu bukan dosa”
Itu adalah kata-kata yang selalu aku percaya..aku lupa itu kata-kata darimana, yang aku tahu setiap orang
berhak jatuh cinta pada siapa saja. Aku percaya jika Tuhan menciptakan cinta
untuk menyatukan hambaNya bukan untuk memisahkan. Dik Susi aku berharap bisa
segera meninggalkan tempat ini dan segera menemuimu. Semoga saja kamu memang
diciptakan Tuhan dari tulang rusukku.
Saat ini aku masih bersembunyi dari kejaran musuh, sedang
hujan juga…hanya saja, hujan kali ini tidak cuma turun dari langit tapi juga
dari mataku yang menyimpan banyak rindu untuk memandangmu.
Di antara terjangan rindu
Sersan. Djatmiko Hardjotaruno
Aaawww... :'(
BalasHapuslanjut lanjut lanjut!