Senin, 22 Oktober 2012

Petualangan Chubbs dan Bunch #1


Alkisah pada jaman dahulu kala di hutan sihir, hiduplah seekor beruang kecil yang sedang patah hati. Setiap hari dia selalu duduk termenung di bawah pohon pinus besar yang bisa menyala di malam hari sambil menatap ke arah sungai tiga warna yang indah, hal ini membuat hewan-hewan lain di hutan sihir merasa iba, mereka ingin sekali mengembalikan kebahagiaan si beruang kecil. Beberapa hewan mencoba menghiburnya dengan bernyanyi dan menari mengelilingi si beruang , namun tetap tidak ada hasilnya, si beruang tetap termenung sedih. Entah sampai kapan ia akan begini. Entah apa yang membuatnya patah hati, padahal ia tinggal di tempat yang sangat indah. Bayangkan saja, semua hal tersedia di hutan sihir, kamu bisa menemukan pohon bernyanyi yang ramah, binatang-binatang yang bisa berbicara, buah-buahan segar yang tak pernah habis, serta sungai-sungai kecil yang selalu bersinar dengan berbagai warna indah. Ini adalah surga bagi siapa pun yang pernah datang ke hutan sihir.

Oh iya, kembali lagi ke beruang kecil. Sebelum patah hati, beruang kecil adalah sosok yang sangat menyenangkan dan gemar berpetualang. Dia juga sangat senang menolong para penghuni hutan yang lain, tak heran ketika kini ia bersedih banyak penghuni hutan yang khawatir akan keadaannya. Eh tapi kenapa ya si beruang ini sampai patah hati?

Menurut kabar dari burung gereja, ia baru saja ditolak cintanya oleh Connie si koala, namun itu juga belum pasti kebenarannya. Berbeda dengan cerita burung gereja,  tuan rubah berpendapat jika si beruang baru saja di tinggal mati oleh kekasih pujaannya, Pina si penguin, tapi itu juga hanya cerita karangan tuan rubah saja. Entahlah tak ada satu pun penghuni hutan sihir yang mengetahui cerita sebenarnya, hanya si beruang yang tau.

Sementara itu di tepian hutan sihir, tampak seekor kelinci putih yang sedang bermain dedaunan sambil bernyanyi riang, ia melompat ke kanan dan kiri, ke depan dan ke belakang sampai-sampai ia tidak sadar jika di sampingnya ada sungai dan Byuuuuuurrr!! Si kelinci tercebur ke sungai, dia pun hanyut terbawa arus sungai yang cukup deras. Ia berteriak-teriak minta tolong namun tak ada satu pun yang mendengarnya hingga akhirnya ada sebuah tangan besar yang meraihnya dan menariknya keluar dari sungai.

Sambil melompat-lompat untuk mengeringkan badannya, si kelinci mengucapkan terima kasih karena sudah di tolong “Terima kasih ya beruang gembil berperut buncit, untung aja ada kamu yang nolongin aku.” Ternyata si kelinci ditolong oleh si beruang kecil yang patah hati. Dengan wajah bingung si beruang bertanya “Hah? Gembil? Buncit?” si beruang melonggo hingga wajahnya tampak dungu.

“Iya kamu kan si pipi gembil dan perut buncit.” Kata si kelinci sambil mencet-mencet perut beruang.
“Huh! Tidak sopan, dasar kelinci gendut!” kata si beruang dengan sebal
“Yeee ngambek yaaa? Hihihihi… oh iya nama kamu siapa? Namaku Bunch si kelinci.”
“Aku beruang.” Si beruang menjawab sambil memalingkan wajahnya.
“Yee emang beruang cuma kamu aja, hayoo dong namanya siapa?” bujuk kelinci sambil lompat-lompat.
“Namaku Chubbs.”
“Woogh..namanya sesuai banget sama wujudnya, Chubbs itu dari kata Chubby kan? Pantesan pipinya gembil.”
“Biarin!” si beruang pun ngambek dan melanjutkan kembali tidur siangnya.

Melihat si beruang yang tertidur, si kelinci pun melompat dan bernyanyi sambil menunggu si beruang terbangun. Maka dengan riangnya si kelinci bernyanyi-nyanyi dengan semangat, namun suaranya yang cempreng membuat Chubbs terbangun karena merasa terganggu.
“Hei bisakah kamu menyanyi di tempat lain saja? Aku mau tidur tauuuk!!” Teriak Chubbs
“Waah kamu sudah bangun Chubbs? Cepat sekali tidurnya, nyanyianku saja belum sampai reff.”
“Bagaimana aku bisa tidur jika kamu meloncat-loncat dan bernyanyi dengan suara cempreng begitu?”
“Oh jadi menurutmu suaraku cempreng dan tidak bagus?” Bunch tampak kesal
“Iya, suaramu tidak enak! Lebih baik jangan menyan….”

Belum sempat Chubbs melanjutkan perkataannya, Bunch sudah berada di dekatnya dan bersiap untuk menendang Chubbs.

“Eh mau ngapain?” Tanya Chubbs sambil menghindar
“Mau nendang perut buncit kamu, biar kamu gak ngeledekin kelinci lagi.”
“Dih aku kan jujur, bukan ngeledek.”
“Halah, sama aja!”

Lalu Chubbs pun lari menghindar, namun Bunch tetap mengejarnya sambil menendang-nendang pantat Chubbs yang besar dan berekor pendek. Mereka berlarian mengelilingi hutan sambil tertawa riang. Semoga Chubbs bisa segera melupakan patah hatinya yang entah karena apa.

***


Sejak hari itu Chubbs tidak bersedih lagi, dia sudah memiliki teman bermain yang menyenangkan sekaligus menyebalkan, ya seekor kelinci betina bernama Bunch. Para penghuni hutan yang lain pun merasa senang melihat keadaan Chubbs yang tidak murung lagi, mereka tidak mencari-cari lagi penyebab patah hati Chubbs. Semua melupakannya, yang terpenting Chubbs sudah kembali ceria.

Di hari minggu yang cerah, Chubbs dan Bunch sedang memetik buah-buahan di tengah hutan sambil bernyanyi. Saat sedang asik bercanda sambil saling melempar-lemparkan buah berry, tiba-tiba seekor tupai muncul dengan tergesa-gesa hingga menabrak pantat Chubbs yang besar, badan tupai itu kotor seperti terkena arang, ia sangat ketakutan sekali, badannya gemetar dan wajahnya pucat. Sambil kembali berlari si tupai berteriak “Cepat selamatkan diri kalian, hutan sihir diserang!!”

“Hah? Ada apa?” Tanya Chubbs
“Tidak ada waktu untuk menjelaskan, sudahlah lari saja dan selamatkan diri kalian.” Kata tupai itu sambil terus berlari meninggalkan Chubbs dan Bunch yang masih terlihat bingung.

“Apa yang sebenarnya terjadi Chubbs?” Tanya Bunch khawatir
“Entahlah, aku pun bingung Bunch. Sebaiknya kita tanya binatang lain.” Jawab Chubbs sambil berusaha mencari-cari binatang yang bisa ia tanya-tanya.

Namun tidak satu pun binatang yang sempat memberikan penjelasan, semua sibuk menyelamatkan diri. Segerombolan burung-burung gereja terbang dengan cepat, begitu juga dengan hewan lainnya seperti monyet, harimau, kerbau dan lainnya. Suasana hutan sihir tiba-tiba jadi mencekam, semua terburu-buru menyelamatkan diri. Apakah yang sebenarnya terjadi di hutan sihir? Kenapa semua penghuni tampak tergesa-gesa menyelamatkan diri? Siapakah sebenarnya yang menyerang hutan sihir? Tunggu kelanjutan kisahnya.


2 komentar: