“Aku ingin menjadi bagian dalam lamunanmu, yang kadang membuatmu tersenyum malu-malu.”
Aku adalah sebuah presipitasi
hujan ringan. Aku terjatuh pelan-pelan sebagai pengingat untuk manusia agar
bersiap-siap mencari tempat berteduh. Aku adalah penanda hujan, orang-orang
biasa menyebutku “Gerimis”
Aku mencintai seorang hawa dari bangsa manusia, aneh bukan? Namun
begitulah kenyataannya. Dia sering sekali menungguku di depan rumahnya. Dan setiap
aku datang dia tampak begitu riang. Nama wanita itu “Violets”. Aku tahu itu karena ibunya sering sekali
memanggil namanya ketika aku sudah datang, namun dia tidak pernah peduli dengan
panggilan ibunya yang terkadang sudah sangat kesal.
Pernah suatu hari aku datang diam-diam, saat itu aku
mendahului mendung. Matahari sangat terik, kulihat Violets sedang duduk di
halaman rumahnya dan berdoa pada Tuhan agar aku segera datang. Aku pun langsung
saja menjatuhkan diriku dan menyentuh kulit Violets dengan lembut, pada mulanya
dia tampak kebingungan namun kemudian dia mulai tertawa riang. Seketika aku
merasa begitu bahagia melihat Violets menari-nari gembira sambil berusaha memelukku.
“Kamu tahu? Ada rintik-rintik
hujan yang mendoakanmu di hatiku.”
Sialnya aku melakukan hal yang salah, Tuhan menganggapku
pembangkang karena berani turun ke bumi tanpa ijinNya. Kata Tuhan aku bisa
menyebabkan bencana jika datang tanpa rencana. Padahal, sepengetahuanku tidak
ada bencana yang disebabkan oleh gerimis kecil sepertiku.
Tuhan semakin marah, karena aku mencoba melawanNya. Kata Tuhan
jika aku datang maka hujan akan mengikuti dan itu bisa menyebabkan bencana. Sebagai
hukumannya Tuhan mengubahku menjadi hujan dan itu membuatku sangat kecewa,
karena jika hujan turun maka Violets akan masuk ke dalam rumahnya agar tidak
basah. Jika sudah begitu, bagaimana aku bisa menemui Violets?
“Aku sangat
mencintaimu, hanya saja Tuhan masih belum mempercayakan kamu buatku… mungkin
aku harus berusaha lagi meyakinkan Tuhan.”
Tulisan ini merupakan duet saya dengan @gerimis_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar