Kamis, 21 Juni 2012

Resonansi Rindu (#1)

Bacalah tulisan ini sambil mendengarkan --> suara ini


“Aku ingin menjadi bagian dalam lamunanmu, yang kadang membuatmu tersenyum malu-malu.”

Aku adalah sebuah presipitasi hujan ringan. Aku terjatuh pelan-pelan sebagai pengingat untuk manusia agar bersiap-siap mencari tempat berteduh. Aku adalah penanda hujan, orang-orang biasa menyebutku “Gerimis”

Aku mencintai seorang hawa dari bangsa manusia, aneh bukan? Namun begitulah kenyataannya. Dia sering sekali menungguku di depan rumahnya. Dan setiap aku datang dia tampak begitu riang. Nama wanita itu “Violets”.  Aku tahu itu karena ibunya sering sekali memanggil namanya ketika aku sudah datang, namun dia tidak pernah peduli dengan panggilan ibunya yang terkadang sudah sangat kesal.

Pernah suatu hari aku datang diam-diam, saat itu aku mendahului mendung. Matahari sangat terik, kulihat Violets sedang duduk di halaman rumahnya dan berdoa pada Tuhan agar aku segera datang. Aku pun langsung saja menjatuhkan diriku dan menyentuh kulit Violets dengan lembut, pada mulanya dia tampak kebingungan namun kemudian dia mulai tertawa riang. Seketika aku merasa begitu bahagia melihat Violets menari-nari  gembira sambil berusaha memelukku.

“Kamu tahu? Ada rintik-rintik hujan yang mendoakanmu di hatiku.”

Sialnya aku melakukan hal yang salah, Tuhan menganggapku pembangkang karena berani turun ke bumi tanpa ijinNya. Kata Tuhan aku bisa menyebabkan bencana jika datang tanpa rencana. Padahal, sepengetahuanku tidak ada bencana yang disebabkan oleh gerimis kecil sepertiku.

Tuhan semakin marah, karena aku mencoba melawanNya. Kata Tuhan jika aku datang maka hujan akan mengikuti dan itu bisa menyebabkan bencana. Sebagai hukumannya Tuhan mengubahku menjadi hujan dan itu membuatku sangat kecewa, karena jika hujan turun maka Violets akan masuk ke dalam rumahnya agar tidak basah. Jika sudah begitu, bagaimana aku bisa menemui Violets?

“Aku sangat mencintaimu, hanya saja Tuhan masih belum mempercayakan kamu buatku… mungkin aku harus berusaha lagi meyakinkan Tuhan.”




Tulisan ini merupakan duet saya dengan @gerimis_





Tidak ada komentar:

Posting Komentar