Selasa, 05 Juni 2012

Senja di Batas Khatulistiwa #4 - Djatmiko


Hai dik Susi yang Yahud dan Cihuy...

Senang sekali membaca balasan suratmu dik,
Tenang saja, seperti apapun tulisanmu akan selalu menyenangkan untukku.

Waah.. kamu bertemu dengan Romy dan Romi ya? Eh itu orang yang sama bukan sih? jadi bingung.. dulu kan yang aku kenalin ke kamu namanya Rohana, udah jadi cowo ya dese? Yaolo tolong.

By the way, kamu gak usah khawatir soal surat menyurat kita ini… toh, ini hanya untuk sementara sampai aku selesai bertugas membela bangsa ini dan segera pulang kepelukanmu. Percayalah kita punya cinta yang besar untuk dipertahankan keutuhannya.

Dik Susi…
Kita jatuh cinta dalam banyak perbedaan dan terpisah oleh jarak tapi semua itu bisa kita atasi sampai sejauh ini, jadi janganlah kamu berpikir untuk menyerah. Kamu tahu dik? Aku selalu menyebut banyak namamu dalam setiap doaku… bahkan seringkali namamu lebih banyak kusebut daripada nama Tuhan. semoga Tuhan tidak Jealous ya.

Dik Susiku..
Kita memiliki banyak sekali perbedaan-perbedaan dalam hubungan kita ini, Tuhan kita, cara kita berdoa, cara kita menyebut nama Tuhan dan suku kita yang juga berbeda, tapi kita punya satu persamaan yang dapat mengalahkan perbedaan itu. Kita sama-sama saling mencintai sepenuh hati. Maka jagalah kesamaan kita yang hanya satu-satunya itu, dik. oke dik? sip ya.

Dik Susi yang kurindukan selalu.
Janganlah kamu pernah berpikir untuk menyerah pada keadaan ini. Sadarilah jika rindu adalah bukti jika kamu memiliki cinta yang besar kepada orang yang kamu rindukan itu. Kebahagiaan tidak hanya datang dari pertemuan, tapi juga dari rasa saling percaya antara kita dan bahkan mungkin juga kebahagiaan itu datang dengan sangat sederhana seperti selembar surat ini. Seperti aku yang selalu merasa bahagia setiap pak pos datang dan membawa surat darimu.

Oh iya dik Susi, sudah hampir maghrib di makasar… aku mau bersiap ke masjid dulu ya dik. Kamu jangan lupa ke gereja. Buktikan pada Tuhan jika kita pantas untuk bersama meski dalam perbedaan. Biar Tuhan percaya… aku dan kamu.

Salam hangat kecup macho dalam iringan beribu doa,

Sersan. Djatmiko Hardjotaruno


ps : balasan surat ada di sini

1 komentar: