Kepada dik Susi yang-muaccch di hatiku…
Senang sekali membaca balasan suratmu, by the way ada juga ya bule yang mirip sama aku di tempatmu
bekerja. Senang mengetahui jika aku mirip dengan bule itu walau hanya mirip di
umurnya saja. Tapi perlu dik Susi ketahui jika akupun masih ada keturunan
campurannya, kebetulan ibuku berasal dari jawa dan ayahku seorang abri… maka
lahirlah aku yang keturunan jawa-abri.
Dik Susi yang SUnggu SIntal
body-nya, kamu tidak usah khawatir akan keadaanku di sini… aku baik-baik
saja, kamu tenanglah. Aku ingin jika semua sudah selesai dan aku menghampirimu, kamu SUSI alias SUdah
SIap untuk membawa hubungan kita ke tahap yang lebih serius.
Dik Susi yang SUngguh SImpatik terhadapku, percayalah aku terus menjaga hati
ini untukmu… tak pernah sedikitpun terlintas dibenakku untuk mencari
penggantimu, karena aku akui jika aku sudah sangat SUSI alias SUka SIkapmu
kepadaku yang begitu tulus, lembut dan berhati besar.
Dik Susi yang SUdah SInggah di hatiku, aku sesungguhnya
belum tahu pasti kapan akan dikirim ke Aceh tapi yang pasti dalam waktu dekat
ini, aku pasti akan mengabarimu jika sudah ada kepastian dari para Jendral. Dik
Susi yang SUkarela SIap membantu merawat para pejuang bangsa, aku harap kelak
pertemuan kita nanti tidak SUSI alias SUngguh SIngkat karena aku ingin
selamanya bersamamu dan tak terpisahkan lagi.
Oh iya dik Susi yang SUka SIul-siul, janganlah kamu insekyur
karena insekyur hanya akan merusak your heart pure. Oke dik Susi. Dan satu lagi…
soal martabak, nanti kita buat sama-sama ya martabaknya *kedip manja* *senyum
genit* *jawil dagu*
Cumbu mesra membabi buta,
Sersan. Djatmiko Hardjotaruno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar