Selasa, 03 Januari 2012

Mimpi tetaplah mimpi..

“Sometimes, dreams are too good to be true..”


 “Permisi..” teriakku di sebuah toko
….
“Halooo… spadaaaaa…”
….
“Ada orang?”

Hmm.. sunyi sekali toko ini, pada kemana ya orang-orangnya..

“Ada apa anak muda” tiba-tiba seorang pria tambun menyapaku
“Astaghfirullah, gede banget bang.. situ makan Ade Ray ya?”
“Enak aja, saya tinggalin nih kalo cuma mau ngeledek doang”
“Ya maap bang, gitu aja ngambek”
“Yauda, ada perlu apa kamu ke sini? Cepetan bilang, waktu saya gak banyak”
“Eng.. gini bang, itu tadi di depan saya liat tulisannya “TOKO PENJUAL MIMPI” emang beneran jualan mimpi ya bang?”
“Kalo iya kenapa? Mau beli?”
“Iya bang, saya pengen beli mimpi.. saya ini mungkin satu-satunya manusia yang gak punya mimpi di dunia ini”
“Sombong banget kamu, banyak kaleee yang gak punya mimpi”
“Eh masa sih? Ah biarin deh, by the way saya boleh pesen mimpinya?”
“Boleh-boleh aja, ini menunya. Silahkan di liat-liat dulu” ujar si penjaga toko sambil menyerahkan daftar menu
Di dalam menu itu terdapat banyak pilihan rasa, ada manis, asin, pait, asam, gurih, ayam lada hitam dan banyak lagi. Aku mulai bingung, ini menu mimpi atau menu makanan ya, ah sudahlah lebih baik di baca dulu.

“Ok, saya pesen yang manis aja, Bang”
“Yakin nih?”
“Kenapa emangnya? Ada yang salah?”
“Ya, engga sih.. cuma kadang mimpi manis itu suka berbanding terbalik sama kenyataan”
“Yauda biarin aja, saya mau yang manis pokoknya”
“Oke, oke.. mau makan di sini atau di bawa pulang?”
“Bawa pulang aja”

***

Sesampainya di rumah aku membaca petunjuk pemakaiannya, rupanya mimpi yang aku beli tadi berbentuk cream. Di belakang kotaknya ada petunjuk pemakaiannya.

Cara Pakai:
Oleskan sedikit saja di kelopak mata, di dada dan di kepala, guna merangsang penglihatan, hati dan pikiran. Jangan terlalu banyak mengoleskan cream’nya, bisa mengakibatkan mata berair, hati menjadi sakit dan pikiran menjadi kacau.

Aku pun menggunakan cream mimpi tersebut sesuai anjuran, setiap malam sebelum tidur, aku mengoleskan cream sedikit demi sedikit ke bagian-bagian yang telah ditentukan, dan benar saja .. aku mimpi indah setiap malam.

Diantara semua mimpi yang aku alami, mimpi percintaan adalah yang paling aku suka, di mimpi itu aku bisa menjadi pacar dari Fay, gadis yang selama ini aku bayangkan untuk menjadi pacarku, dan dalam mimpi itu semua terasa nyata, Fay menjadi milikku seutuhnya. Rasanya aku tidak ingin terbangun lagi.

Dan malam ini, aku putuskan untuk menggunakan cream mimpi lebih banyak lagi, aku tidak peduli resikonya, aku merasa mimpi-mimpi ini jauh lebih baik dari kenyataan. Aku ingin terus bermimpi.

***

Seorang ibu dengan wajah panik bertanya kepada bapak-bapak berjas putih

“Bagaimana keadaan anak saya, dokter?”
“Dia masih belum sadar, bu.. dia terlalu banyak mengkonsumsi obat terlarang”
“Tapi dia masih bisa ditolong kan?”
“Kita berdoa saja, bu”

Aneh, suara siapa itu yang kudengar di mimpi? Eh ini mimpi kan? Kok tadi kaya ada suara ibu ya?. Aku masih tidak habis pikir, ah sudahlah.. aku lanjutkan saja mimpi ini.

Perlahan-lahan semua menjadi kacau di mimpi ini, Fay mendadak membenciku, dia pun meninggalkanku, semua orang yang aku kenal melupakanku, ada apa ini? Bukankah ini mimpi indah? Mimpi termanis yang pernah aku beli? Kenapa ini?

“Hey, sadarlah anak muda?” seseorang dengan badan besar menegurku
“Loh, abang kan yang di toko mimpi? Kok ada di sini?”
“Kamu sudah menyalahi aturan pakai, cepat bangunlah atau kau akan mati”
“Yang benar saja, bagaimana mungkin aku mati di mimpi?”
“Semua yang ada di Dunia ini bisa saja terjadi, kamu adalah orang lemah yang tidak mampu menghadapi kenyataan, hanya karena percintaanmu gagal, kau pun memilih lari dari kenyataan, tidakkah kamu memikirkan keluargamu, teman-temanmu yang peduli denganmu? Sadarlah anak muda”

Aku terdiam, ah benar sekali kata abang ini.. aku terlalu lama bermimpi. Ya, sejak Fay menolakku dan memilih laki-laki itu, dan aku merasa hancur kemudian menjadi tidak bisa menerima kenyataan.

“Cepatlah anak muda, sadarlah.. waktumu tidak banyak”
“Bagaimana caranya aku sadar?”
“Benturkan kepalamu keras-keras ke tembok itu”
“Apa? Kenapa harus cara menyakitkan seperti itu?”
“Karena hanya dengan merasakan sakit, maka kamu ada di kenyataan.. kenyataan itu menyakitkan bukan”
Ah, aku rasa aku sudah benar-benar gila kali ini, baiklah mau tidak mau aku harus membenturkan kepalaku ke tembok yang mirip tembok cina itu, Bismillah.

GUBRAAAK!!!

“Ah syukurlah kamu sudah sadar, nak” ibu memelukku erat
“Sudah 2 minggu kamu koma, kami pikir kamu akan mati anak muda” kata dokter

Apa yang terjadi sebenarnya, kenapa aku terbangun dengan keadaan penuh infus dan alat-alat elektronik? Apakah aku akan diubah menjadi mutant? Aku benar-benar bingung, tapi paling tidak aku juga bahagia, karena ada beberapa hal yang tidak aku dapatkan di mimpi, seperti pelukan ibu, kehangatan keluarga dan rasa sakit yang membuat aku sadar jika aku benar-benar hidup.

2 komentar: